MEDAN
Rabu, 20 Juli 2016
PESONA LAWATAN MEDAN – LAKE TOBA ( FULLBOARD ) 04 HARI 03 MALAM 2016
PESONA LAWATAN MEDAN – LAKE TOBA ( FULLBOARD ) 2016
04 HARI 03 MALAM
Day 01 : Kualanamu-Prapat/Lake Toba (L,D)
Tiba di Kualanamu Int’l Airport dijemput oleh perwakilan kami lalu berangkat ke Danau Toba via jalan perkebunan Pematang Siantar singgah di Kilang Gula-gula teng-teng, makan siang dan malam di local restaurant. Bermalam di Prapat/Danau Toba.
Day 02 : Prapat-Samosir Island-Berastagi (B,L,D)
Setelah sarapan pagi di hotel mengunjungi Pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba melihat perkampungan traditional masyarakat Batak Toba sambil shopping kraft tangan. Setelah makan siang berangkat ke Kota sejuk Berastagi singgah di Air Terjun Sipiso-piso dan Pasar Buah Berastagi. Makan malam diberikan dan bermalam di Berastagi.
Day 03 : Berastagi-Medan (B,L,D)
Setelah sarapan pagi di hotel berangkat ke Medan via Hutan simpan Sumatera singgah di Sibolangit melihat kedai durian kampung, tiba di Medan mengunjungi Istana Maimon dan Mesjid Raya lalu shopping. Makan malam diberikan dan bermalam di Medan.
Day 04 : Medan-Airport (B)
Setelah sarapan pagi di hotel acara bebas sambil menunggu waktu transfer ke airport, tour selesai terima kasih.
Harga pakej per pax, htl 2 star :
Min 2 pax : RM 600
Min 3 – 4 pax : RM 550
Min 5 – 6 pax : RM 500
Min 7 – 9 pax : RM 475
Min 10 – 14 pax : RM 450
Min 15 – 20 pax : RM 410
Min 21 – up pax : RM 400
Harga pakej per pax, htl 3 star :
Min 2 pax : RM 635
Min 3 – 4 pax : RM 600
Min 5 – 6 pax : RM 570
Min 7 – 9 pax : RM 540
Min 10 – 14 pax : RM 500
Min 15 – 20 pax : RM 480
Min 21 – up pax : RM 450
Hotel 2* : Garuda Citra Medan / Grand Orri Berastagi / Siantar Hotel Parapat
Hotel 3* : Antares Medan / Green Garden Berastagi / Quality Siantar Hotel Parapat
Hotel 4* : Grand Antares Medan / Sinabung Hotel Berastagi / Niagara Hotel Parapat
Pakej sudah termasuk :
*transportation, *hotel, *meals, *tour, *parking fee, *mineral water, *tour guide ( minima 15 pax )
Pakej tiada termasuk :
*tiket pesawat pergi – balik, *over baggage, *tipping untuk driver dan tour guide
Terms and condition :
Sebut harga untuk kanak – kanak :
Guna bed sendiri = 100%, guna extra bed = 80%, sharing bed = 60%, baby 0 – 2 th = free
Deposit = 25% dari total harga.
DEPOSIT Sila bank in ke account :
-, BANK CENTRAL ASIA cawangan BUKITTINGGI : number account = 8050082874 atas nama = M SUBARI
-, MAYBANK INDONESIA cawangan BUKITTINGGI : number acc = 1-229-20625-1 atas nama = MUHAMMAD
Minggu, 05 Juli 2015
wajah medan
airport kuala namu
masjid raya medan
jalan sisinga manga raja medan
air terjun sipiso piso
danau toba
medan dan sinabung malam
istana maimoon
masjid raya medan
jalan sisinga manga raja medan
air terjun sipiso piso
danau toba
medan dan sinabung malam
istana maimoon
info medan
info tentang medan
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar PulauJawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya[4][5][6] Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar PulauJawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya[4][5][6] Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kota Medan
Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa.[7]
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Melayu, Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
Pemilihan umum kepala daerah Kota Medan 2010[sunting | sunting sumber]
Pasangan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin memperoleh jumlah suara terbanyak pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan yang dilaksanakan dalam 2 putaran. Putaran pertama diikuti oleh 10 pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota. Dalam putaran kedua, pasangan Rahudman-Dzulmi bertemu dengan pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin dilantik pada tanggal 26 Juli 2010 di gedung DPRD Kota Medan oleh Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin, atas nama Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.[8][9][10]
Geografi[sunting | sunting sumber]
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:
Utara | Selat Malaka |
Selatan | Kabupaten Deli Serdang |
Barat | Kabupaten Deli Serdang |
Timur | Kabupaten Deli Serdang |
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Sungai[sunting | sunting sumber]
Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini:
- Sungai Belawan
- Sungai Badera
- Sungai Sikambing
- Sungai Putih
- Sungai Babura
- Sungai Deli
- Sungai Sulang-Saling
- Sungai Kera
- Sungai Tuntungan
Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.
Situs pariwisata[sunting | sunting sumber]
Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatera dan Bangunan tua di daerah Kesawan.
Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).
Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.
Di daerah Kesawan ini, terdapat Kantor Notaris/PPAT Hj. Chairani Bustami, S.H. yang merupakan salah satu Notaris tertua di Medan, setelah Alm. A.P. Parlindungan, S.H. Saat ini Hj. Chairani telah pensiun dan aktif mengajar di Universitas Sumatera Utara. Aktivitas kantor ini kemudian digantikan oleh putra-putrinya yang juga meneruskan profesi orang tuanya sebagai Notaris.
Bangunan tua[sunting | sunting sumber]
- Kantor Balai Kota Lama
- Kantor Pos Medan
- Stasiun Kereta Api Medan
- Menara Bakaran Batu
- Istana Maimun
- Menara Air Tirtanadi
- Tjong A Fie Mansion
- PT PP London Sumatera
- Vihara Gunung Timur
- Vihara Setia Budi / Kwan Te Bio
- Kuil Shri Mariamman
- Masjid Al Osmani
- Masjid Raya Al Mashun
- Gereja Immanuel
- Hotel Inna Dharma Deli
- Bank Indonesia
- Gedung B.K.S. P.P.S.
- Gedung Asuransi Jiwasraya
- Kolam Sri Deli
- Pekong Lima Medan Labuhan
- Stasiun Labuan
- Bank Mandiri Cabang Kesawan
- Restoran Tip Top
- Gedung Warenhuis/Gedung AMPI
- Titi Gantung
- RS. Tembakau Deli
- RS. dr. Pirngadi
- RS. Santa Elisabeth
- Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
- Masjid Lama Gg. Bengkok
Langganan:
Postingan (Atom)